welcome to zone blogger betawi bangor

zona umum untuk ajang kita berbagi ilmu

Sabtu, 25 September 2010

Jaringan WAN


Wide Area Network (WAN) adalah suatu jaringan yang digunakan untuk membuat interkoneksi antar jaringan local yang secara fisik tidak berdekatan satu sama lain, yang secara fisik bisa dipisahkan dengan kota, propinsi, atau bahkan melintasi batas geography – lintas negara dan benua. Ada beberapa Teknologi Jaringan WAN saat ini yang bisa kita gunakan. Berbeda dengan jaringan LAN, ada perbedaan utama antara keduanya dimana terletak pada jarak yang memisahkan jaringan-2 yang terhubung tersebut. WAN menggunakan media transmisi yang berbeda, maupun hardware dan protocol yang berbeda pula dengan LAN. Data transfer rate dalam komunikasi WAN umumnya jauh lebih rendah dibanding LAN.

Komunikasi Jaringan WAN

Teknologi Jaringan WAN bergantung pada fihak ketiga dalam hal ini perusahaan penyedia layanan Telecommunication yang menyediakan layanan hubungan jarak jauh. Tidak seperti pada jaringan LAN dimana koneksi antar device (komputer) ditransmisikan dari satu piranti digital / komputer kepada piranti digital lainnya melalui koneksi fisik secara langsung, teknologi jaringan WAN menggunakan kombinasi sinyal analog dan sinyal digital dalam melakukan transmisi data.

Pada diagram jaringan WAN berikut ini menjelaskan masing-2 komponen dan fungsi dalam konsep teknologi Jaringan WAN.

diagram jaringan WAN

1. DTE (Data terminal equipment) adalah suatu piranti disisi link jaringan WAN yang berada pada sisi pelanggan (biasanya gedung / rumah pelanggan) yang mengirim dan menerima data. DTE (biasanya berupa router jaringan atau bisa saja berupa komputer atau multiplexer) adalah merupakan tanda marka antara jaringan WAN dan jaringan LAN. DTE ini merupakan piranti yang akan berkomunikasi dengan piranti DCE disisi ujung lainnya.
2. Demarc atau titik demarkasi adalah titik yang merupakan interface jaringan dimana kabel perusahaan telpon terhubung dengan rumah pelanggan.
3. Local Loops adalah perpanjangan kabel line telpon dari Demarc menuju kantor pusat Telco yang mana pemeliharaannya difihak Telco, bukan tanggung jawab pelanggan. Kabel ini bisa berupa kabel UTP, fiber optic atau gabungan keduanya dan juga media lainnya.
4. DCE (data circuit terminating equipment) adalah suatu piranti (biasanya berupa router disisi ISP) yang berkomunikasi dengan DTE dan juga WAN Cloud. DCE ini merupakan piranti yang memasok clocking (denyut sinyal sinkronisasi) kepada piranti DTE. Sebuah modem atau CSU/DSU disisi pelanggan bisa diklasifikasikan sebagai DCE. DTE dan DCE bisa saja beupa piranti yang serupa / router akan tetapi mempunyai peran dan fungsi yang berbeda.
5. WAN cloud, merupakan hirarchi Trunk, Switches, dan CO (central office) yang membentuk jaringan telephone lines. Struktur fisik bisa bervariasi, dan jaringan-2 yang berbeda dengan titik koneksi bersama bisa saja saling overlap, makanya direpresentasikan dalam bentuk WAN cloud. Sisi pentingnya adalah bahwa data masuk melalui jaringan telpon, menjelajah sepanjang line telpon, dan tiba pada tepat pada alamat tujuannya.
6. PSE (packet switching exchange) adalah suatu Switch pada jaringan carrier packet switched. PSE-2 ini merupakan titik-titik penghubung dengan WAN cloud.

Paket messages menjelajah dari titik ke titik yang berbeda tergantung pada koneksi fisik dan protocol yang digunakan. Disini tidak lagi dibahas mengenai teknologi jaringan WAN dalam koneksi WAN yang sudah dibahas sebelumnya, yang secara pokok ada tiga macam berikut ini:

1. Koneksi Dedicated
2. Jaringan Circuit-switched
3. Jaringan Packet-switched

Jenis Jaringan WAN dedicated dan switched mempunyai suatu koneksi yang selalu tersedia kepada jaringan, akan tetapi untuk jenis circuit switched perlu melakukan suatu pembentukan koneksi via semacam mekanisme dial-up antar kedua piranti yang mau berkomunikasi. Dalam suatu konfigurasi dial-on-demand routing (DDR) – router secara automatis membuka koneksi jika ada data yang akan ditrasnmisikan (tentunya sesuai dengan access-list rule), dan akan menutup sendiri jika line dalam keadaan idle selama durasi tertentu yang disetel dalam konfigurasinya.

Layanan Jaringan WAN

Ada banyak penerapan teknologi jaringan WAN pada layanan WAN oleh ISP atau jasa layanan koneksi WAN yaitu sebagai berikut:

PSTN

PSTN adalah public switched telephone network, adalah merupakan teknologi tertua dan diapakai secara luas diseluruh dunia dalam komunikasi WAN. PSTN adalah teknologi Jaringan WAN dalam jaringan circuit-switched. Teknologi ini berbasis dial-up atau leased line (always-on) menggunakan line telephone dimana data dari digital (komputer) diubah menjadi data analog oleh modem, dan kemudian data tersebut menjelajah dengan kecepatan terbatas sampai 56 Kbps saja.

Leased lines

Leased line adalah jenis dedicated dari teknologi jaringan WAN menggunakan suatu koneksi langsung yang bersifat permanen antara piranti yang berkomunikasi dan memberikan suatu koneksi konstan dengan kualitas layanan koneksi (QoS). Akan tetapi leased line adalah lebih mahal dibanding dengan sambungan sesuai kebutuhan (dial-on-demand) PSTN.

X.25

X.25 dispesifikasikan oleh ITU-T – adalah suatu teknologi jaringan WAN paket switching melalui jaringan PSTN. X.25 dibangun dengan merujuk pada layer Data Link dan Physical layer pada referensi model OSI. Awalnya X.25 menggunakan line analog untuk membentuk jaringan paket switched, walaupun X.25 bisa juga dibentuk menggunakan jaringan digital. Protocol X.25 mendefinisikan bagaimana koneksi antara DTE dan DCE di setup dan dipelihara dalam Public Data Network (PDN)

* Anda perlu berlangganan layanan X.25 yang bisa menggunakan line dedicated kepada PDN untuk membentuk koneksi WAN.
* X.25 bisa beroperasi pada kecepatan sampai 64 Kbps pada line analog.
* X.25 menggunakan frame sebagai ukuran variable paket
* Disediakan deteksi dan koreksi error untuk menjamin keandalan melalui kualitas line analog yang rendah.

Frame relay

Frame relay telah dibahas panjang lebar secara terpisah, artikel yang termasuk juga jaringan frame relay dan juga koneksi frame relay. Frame relay adalah salah satu teknologi jaringan WAN dalam paket switching – suatu komunikasi WAN melalui line digital berkualitas tinggi.

ISDN

ISDN secara rinci juga dibahas terpisah, lihat jaringan ISDN disini baik untuk jaringan ISDN BRI maupun jaringan ISDN PRI. ISDN (Integrated services digital network) mendefinisikan standards pada penggunaan line telephone untuk kedua transmisi analog maupun digital.

ATM

Asynchronous Transfer Mode (ATM) adalah teknologi jaringan WAN dengan koneksi kecepatan tinggi dengan menggunakan paket switched system dari kecepatan 155 Mbps sampai 622 Mbps. Ia dapat mentransmisikan data secara simultan, voice yang digitize, dan sinyal digitize video melalui kedua jaringan LAN dan WAN. Karakteristik ATM meliputi berikut ini:

* Menggunakan cell kecil berukuran tetap (53-byte) yang mana lebih muda diproses dibandingkan X.25 maupun frame relay yang menggunakan cell dengan panjang bervariable
* Transfer rate bisa setinggi sampai 1.2 Gigabits
* Line digital berkualitas tinggi, low noise, yang menghilangkan perlunya adanya error-checking.
* Bisa menggunakan bermacam-macam media baik coaxial, twisted pair, maupun fiber optic.
* Bisa mentransmisikan secara simultan jenis data yang berbeda.

Tidak ada perbedaan yang jelas antara layanan WAN seperti frame relay dan ISDN. Misalkan saja anda bisa menggunakan protocol frame relay melalui line ISDN. Begitu piranti terhubung dengan WAN cloud, protocol internal dapat mengkonvert data traffic kedalam format seperlunya kemudian mengkonvert data itu kembali disisi ujung lainnya.

Hardware WAN

Hardware WAN biasanya tergantung pada layanan WAN yang ingin anda koneksikan. Setiap protocol WAN mempunyai spesifikasi dan kebutuhan yang berbeda untuk hardware dan media transmisinya. Akan tetapi anda mempunyai pilihan dalam hardware yang anda gunakan, dan hardware WAN selalu compatible dengan layanan WAN.

Penyedia layanan WAN biasanya memberikan pilihan kepada anda hardware apa yang akan dipakai untuk jaringan WAN dan local loop sampai titik demarc. Local loop biasanya kabel tembaga, kabel yang sama dengan digunakan untuk layanan telpon.

Kabel tembaga diklasifikasikan berdasarkan bandwidth, pada gilirannya menentukan berapa besar data yang bisa dikirim, dan apakah sinyal analog atau digital. Berikut dijelaskan dua metoda dalam mengklasifikasikan bandwidth melalui kabel tembaga.

POTS (plaint old telephone services)

Layanan POTS mempunyai karakteristik berikut:

* Kabel-kabel yang ada hanya menggunakan satu pasangan twisted
* Sinyal analog digunakan melalui local loops
* Sebuah modem diperlukan untuk digunakan mengkonversi sinyal digital kedalam sinyal analog.
* Batas efektif line sebatas 56 Kbps

T-Carriers

Teknologi jaringan WAN menggunakan teknologi T-Carriers mempunyai karakteristik berikut ini:

* Menggunakan dua pasang twisted kabel tembaga
* Menggunakan sinyal digital
* Beberapa channel 64 Kbps beroperasi pada kabel yang sama.

T-cariers line diklasifikasikan oleh beberapa channel pendukung yaitu:

* T1 (24 channels)
* E1 (31 channel)

Catatan bahwa channel 64 Kbps terkadang disebut sebagai DS-0. Line yang menggunakan 24 channel (T-1) juga biasa direferensikan kepada line DS-1. Line T-Carriers dapat dibagi menurut jenis data (yaitu: data, digitized voice, digitized video).

Disamping media transmisi, anda memerlukan hardware untuk menghubungkan ke WAN dan juga format signal yang tepat untuk jenis koneksi yang anda gunakan. Kita tahu bahwa modem mengkonversikan sinyal analog ke digital dan sebaliknya. Kita menggunakan satu atau kedua hardware berikut ini dalam semua jaringan digital:

Multiplexer

Sebuah multiplexer adalah hardware yang menggabungkan signal dari dua atau lebih piranti kedalam media segmen yang sama. Pada sisi penerima, multiplexer memisahkan sinyal-2 gabungan ini.

* Sebuah multiplexer Statistical menggunakan channel2 virtual berbeda pada medium fisik yang sama untuk mengirim beberapa sinyal2 yang berbeda sekaligus, yaitu sinyal2 menjelajah bersamaan melalui medium yang sama
* Multiplexer time-division mengirim data paket dari sinyal2 yang berbeda pada interval waktu yang berbeda ketimbang harus mengirim paket dengan membagi medium fisik kedalam chanel2, data dikirim pada slot waktu yang berbeda.

CSU/DSU

Sebuah Channel service unit / Data service unit (CSU/DSU) menghubungkan sebuah jaringan dengan line kecepatan tinggi seperti T1. Piranti ini melakukan format aliran data digital kedalam format frame yang tepat dan juga line code untuk line digital. Ia juga memberikan fungsi timing. Beberapa CSU/DSU juga berfungsi sebagai multiplexer juga atau dibangun integral kedalam router.

* CSU menerima dan mengirim sinyal kepada line WAN, melakukan echo feedback sinyal selama test telpon dan meredam interferensi electrical
* DSU mirip sebuah modem antara DTE dan CSU. Ia mengkonversikan frames dari format yang digunakan didalam LAN kedalam format yang digunakan pada line T1, dan juga sebaliknya. Ia juga memanage line, error timing, dan regenerasi sinyal.

Kita juga bisa menggunakan berbagai macam interface protocol untuk konektivitas WAN, seperti synchronous serial protocols atau asynchronous protocols.

Synchronous serial protocol menggunakan clock sinyal stabil antara DCE dan DTE kepada waktu transmisi data. Komunikasi synchronous mengirim data frame yang besar sejalan dengan waktu clock dan baud-rate. Ia menggunakan bandwidth secara effisien.

Protocol signal synchronous meliputi:

* V.35
* RS-232 (EIA/TIA)
* X.21
* RS-449
* RS-530

Setiap jenis piranti serial menggunakan konekstor khusus meliputi:

* DB60
* DB25
* DB15
* DB9

Catatan bahwa nomor yang mengikuti tersebut menunjukkan jumlah pin, DB25 menunjukkan jumlah pin 25 dsb.

Protocol asynchronous

Protocol asynchronous menambahkan start-bit dan stop-bit pada setiap paket yang dikirim ketimbang memaksa kedua piranti pengirim dan penerima untuk menggunakan clock yang sama. Sinyal protocol asynchronous adalah paling banyak dipakai antara dua modem. Akan tetapi dia juga menambahkan overhead karena penambahan extra bit yang pada gilirannya memperlambat baud rate. Protocol sinyal asynchronous meliputi:

* V.90
* V.42
* V.35
* V.34
* V.32, V.32bits, V.32turbo
* V.22

Sinyal asynchronous menggunakan line telpon standard dan jacks. Koneksi meliputi:

* RJ-11 (2 kabel)
* RJ-45 (4 kabel)
* RJ-48

Interface bisa dirujuk kepada port fisik pada router yang menghubungkan LAN dan WAN.

Methoda encapsulation jaringan WAN

Protocol layer fisik WAN menspesifikasikan metoda hardware dan bit sinyal. Protocol layer Data link mengendalikan beberapa atau semua fungsi2 berikut:

* Error checking dan koreksi
* Pembentukan link
* Komposisi frame-field
* Point-to-point flow control

Protocol2 layer Data link juga menjelaskan metoda encapsulation atau format frame. Metoda encapsulation WAN umumnya adalah HDLC (high level data link control). Tergantung pada layanan WAN dan metoda koneksi, beberapa metoda encapsulation meliputi:

* Cisco HDLC untuk synchronous, koneksi point-to-point dengan router Cisco
* LAPB untuk jaringan2 X.25
* LAPD dalam kombinasi dengan protocol lain untuk channel B dalam jaringan ISDN
* PPP untuk akses LAN dial-up, jaringan WAN circuit-switched dan jaringan ISDN
* Cisco/IETF untuk jaringan frame relay

jaringan WAN dan jenisnya

Diagram diatas menjelaskan metoda encapsulation berbagai teknologi jaringan WAN.

Dari modul2 CCNA

artikel terkait: Konfigurasi Cisco router, teknologi WAN, memahami routing protocol

Mikrotik Traffic-Flow dengan CACTI

Implementasi ini di pake Mikrotik OS dengan Server monitoring yang udah dipasang CACTI. Server monitoring yang dipake bisa buat Linux atau terserah ente dh sukanya pake apa, yang penting CACTI bisa good running di system. Cara ini sebagai alternatif lain dari fungsi port-mirror yg biasanya ni terdapat pada switch-switch managable. (untuk pemanfaatan Port-mirror bisa dibahas di lain kesempatan D )Tujuannya :


* Menampilkan Traffic IP yang lewat di Mikrotik Router/Bridge ke dalam Grafik Cacti
* Masing-masing User bisa memonitor Traffic nya sendiri

Dan untuk melakukan projek ini, saya sudah menyiapkan :

* Mikrotik OS v.2.9.27 yg di pasang PC difungsikan sebagai Bridge (bisa bareng difungsikan sebgai BW management dg simple queue atau Queue Tree nya.)
* Server Monitoring yg sudah di install Linux Fedora 7
* Pmacct (Promiscuous mode IP Accounting package)
* Cacti (network graphing)
* Mysql server (database)
* Httpd server (webserver)

Server Monitoring

Install PC server nya dengan Linux Fedora 7, yang ini mah ga usah diajarin, udah pada bisa kan nginstall Linux Fedora 7. Keterlaluan kalo masih blom bisa mah…hiyaat dessigg..(tah belaian nenek lampir)…wekekeke. Inget ya Mysql, httpd harus sudah ikut terinstall beserta program2 dependency nya.

mikrotik-trafficflow.jpg

CACTI

Install Cacti juga udah pada bisa kan ? D bagooooeessss… gampang banget koq ikuti aja tutorial dari official cacti nya nih di sini :
http://www.cacti.net/downloads/docs/html/installation.html

PMACCT

Ini juga gampang koq installnya, wekekeke ga ada yang susah sama saya mah.
Download di sini :
#wget http://www.pmacct.net/pmacct-0.11.4.tar.gz
#tar xzf pmacct-0.11.4.tar.gz
#cd pmacct-0.11.4
#./configure
#make && make install

# ls -l /usr/local/sbin/
-rwxr-xr-x 1 root root 295652 2007-08-20 01:08 nfacctd
-rwxr-xr-x 1 root root 291684 2007-08-20 01:08 pmacctd
-rwxr-xr-x 1 root root 297236 2007-08-20 01:08 sfacctd

# ls -l /usr/local/bin/
-rwxr-xr-x 1 root root 26900 2007-08-20 01:07 pmacct
-rwxr-xr-x 1 root root 39032 2007-08-20 01:07 pmmyplay

Konfigurasi file nfacctd-hosts.conf

# cat /usr/local/etc/nfacctd-hosts.conf
!
! nfacctd configuration, accept from mikrotik traffic flow.
!
debug: false
daemonize: true
plugin_buffer_size: 2048
plugin_pipe_size: 2048000
!
networks_file: /usr/local/etc/hosts.def
!
nfacctd_port: 5055
! nfacctd_time_secs: true
! nfacctd_time_new: true
!
plugins: memory[in], memory[out]
aggregate[in]: dst_host
aggregate[out]: src_host
imt_path[in]: /tmp/in-host.pipe
imt_path[out]: /tmp/out-host.pipe

Konfigurasi File Definisi Host hosts.def

# cat /usr/local/etc/hosts.def
!
! OUR HOST NETWORK
!
192.168.100.0/24
192.168.101.0/24
192.168.102.0/24
192.168.103.0/24
192.168.104.0/24

Menjalankan nfacctd

#/usr/local/sbin/nfacctd -f /usr/local/etc/nfacctd-hosts.conf

Check Proses nfacctd

# ps ax |grep nfacctd
24034 ? Ss 0:00 nfacctd: Core Process [default]
24035 ? S 0:00 nfacctd: IMT Plugin [in]
24036 ? S 0:00 nfacctd: IMT Plugin [out]

MIKROTIK TRAFFIC-FLOW

Informasi detilnya ada di sini :
http://www.mikrotik.com/testdocs/ros/2.9/ip/traffic-flow.php
yang katanya Mikrotik Traffic-Flow adalah sebuah system yang menyediakan informasi statistik mengenai paket-paket yang lewat melalui router. Nah kan cocok dengan projek kita kali ini. Mikrotik Traffic-Flow ini compatible dengan Cisco NetFlow nya, artinya PMACCT yang sudah kita pasang akan cocok juga dengan Mikrotik Traffic-Flow nya.

Setting Traffic-Flow di Mikrotik

[aa@MikroTik] > /ip traffic-flow set enabled=yes
[aa@MikroTik] > /ip traffic-flow print
enabled: yes
interfaces: all
cache-entries: 4k
active-flow-timeout: 30m
inactive-flow-timeout: 15s

Setting IP-address dan port yang menerima paket traffic-flow ke server monitoring

[aa@MikroTik] > /ip traffic-flow target add address=10.10.10.1:5055
[aa@MikroTik] > /ip traffic-flow target print
Flags: X – disabled
# ADDRESS VERSION
0 10.10.10.1:5055 9

Nah mulai sekarang Server monitoring kita sudah menerima paket Traffic-Flow dari mikrotik, ga percaya ? coba check dengan ini :

Login ke Server monitoring,
Check Traffic Download :
# pmacct -s -p /tmp/in-host.pipe
DST_IP PACKETS BYTES
192.168.103.125 165 168572
192.168.102.124 14 8685
192.168.105.101 81 8919
192.168.104.134 4 176
192.168.103.31 13 831
192.168.104.125 1 147
192.168.103.183 160 80570
192.168.102.4 2 120

Check Traffic Upload :
# pmacct -s -p /tmp/out-host.pipe
SRC_IP PACKETS BYTES
192.168.102.1 12 720
192.168.102.173 31 9687
192.168.100.55 6 360
192.168.103.183 461 116975
192.168.104.138 119 27141
192.168.103.104 13 1519

Setting & Konfigurasi CACTI

Sekarang saatnya menampilkan Traffic yang di terima nfacctd ke Grafic Cacti, caranya sebagai berikut :

Dokumen aslinya ada di sini : http://www.pmacct.net/docs/cacti.html

Login pake admin ke cacti console, lakukan ini :

Data Input Methods, Add

* Name: Get pmacct data
* Input Type: Script/Command
* Input String: /usr/local/bin/pmacct -c -N -p -r

Setelah created. Klik di Get pmacct data, then go for Input Fields, Add:

* Field [input]: aggregation
* Friendly Name: Aggregation string (Required)
* Save it and leave untouched remaining fields

* Field [input]: adata
* Friendly Name: Actual Data (Required)
* Save it and leave untouched remaining fields

* Field [input]: pipe
* Friendly Name: Pipe file (Required)
* Save it and leave untouched remaining fields

Now, go for Output Fields, Add:

* Field [output]: bytes
* Friendly Name: Bytes Transferred
* Update RRD File: yes
* Save it

Now, Data Templates, Add:

* Data Templates, Name: pmacct Data Template
* Data Source, Name: check “Use Per-Data Source Value”
* Data Input Method: Get pmacct data
* Step: 300
* Data Source Active: yes
* Internal Data Source Name: bytes
* Data Source Type: ABSOLUTE
* Output Field: bytes – Bytes Transferred
* Save it

Once created, you will be able to see it in the list. Click over pmacct Data Template:

* Go to: Custom Data [data input: Get pmacct data]
* Check “Use Per-Data Source Value” for all fields
* Save it

Now, Graph Templates, Add:

* Name: pmacct Graph
* Title: check “Use Per-Graph Value”
* Image Format: PNG
* Auto Scale: yes
* Rigid Boundaries Mode: yes
* Vertical Label: bits/s
* Save it

Once created, you will be able to see it in the list. Click over pmacct Graph:
Add a new Graph Template Item:

* Data Source: pmacct Data Template – (bytes)
* Color: 00CF00
* Graph Item Type: AREA
* Consolidation Function: AVERAGE
* CDEF Function: Turn Bytes into Bits
* Text Format: Download
* Save it

Add a new Graph Template Item:

* Data Source: pmacct Data Template – (bytes)
* Color: None
* Graph Item Type: LEGEND
* CDEF Function: Turn Bytes into Bits
* Save it

Add a new Graph Template Item:

* Data Source: pmacct Data Template – (bytes)
* Color: 002A97
* Graph Item Type: STACK
* Consolidation Function: AVERAGE
* CDEF Function: Turn Bytes into Bits
* Text Format: Upload
* Save it

Add a new Graph Template Item:

* Data Source: pmacct Data Template – (bytes)
* Color: None
* Graph Item Type: LEGEND
* CDEF Function: Turn Bytes into Bits
* Save it

Add a new Graph Item Input:

* Name: Download [bits/s]
* Field Type: Data Source
* Associated Graph Items: check Item #1, #2, #3, #4
* Save it

Add a new Graph Item Input:

* Name: Upload [bits/s]
* Field Type: Data Source
* Associated Graph Items: check Item #5, #6, #7, #8
* Save it

Go to Data Sources. In this menu you will need to setup queries to pmacct for all local networks you need graphs. It’s very likely that you will iterate more times through the following steps. For brevity, I will show what i’ve done for my 192.168.100.0/24 network. Add:

* Selected Data Template: pmacct Data Template
* Host: localhost
* Create it

* Name: pmacct: DL – 192.168.103.125
* Actual Data (Required): 192.168.103.125
* Aggregation string (Required): dst_host
* Pipe file (Required): /tmp/in-hosts.pipe
* Save it

Add, again:

* Selected Data Template: pmacct Data Template
* Host: localhost
* Create it

* Name: pmacct: UL – 192.168.103.125
* Actual Data (Required): 192.168.103.125
* Aggregation string (Required): src_host
* Pipe file (Required): /tmp/out-hosts.pipe
* Save it

Once you are finished with queries setup, go finally to Graphic Management. Here, pmacct queries will be bound to real graphics. This is because, it’s likely that you will need to iterate more times through this final step. Add:

* Selected Graph Template: pmacct Graph
* Host: localhost
* Create it

* Title: KLIEN IP 192.168.103.125
* Download [bits/s]: DL – 192.168.103.125
* Upload [bits/s]: UL – 192.168.103.125
* Save it